Berada di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Candi Borobudur dikenal sebagai kuil Buddha terbesar dengan relief terlengkap di dunia. Tidak heran jika candi ini terkenal hingga ke mancanegara dan banyak wisatawan asing yang mengunjunginya. Tingkatan Candi Borobudur sendiri ada tiga.
Tingkatan tersebut berbentuk punden berundak dan menjadi simbol kosmologi Buddha Mahayana. Hingga saat ini, Candi Borobudur difungsikan sebagai tempat peribadatan bagi umat Buddha dan sekaligus sebagai tempat ziarah.
Table of Contents
Sejarah Candi Borobudur
Candi Borobudur menjadi salah satu kekayaan bangsa yang sangat berharga karena menjadi bukti perkembangan dan kemajuan peradaban di masa silam. Bangunan candi ini bahkan pernah masuk dalam 7 keajaiban dunia dan ditetapkan menjadi salah satu Situs Warisan Dunia oleh UNESCO (1991).
Awal Mula Pembangunan Candi Borobudur
Candi Borobudur merupakan peninggalan sejarah yang tidak ternilai harganya, candi yang berdiri megah dengan ketinggian 42 meter ini mulai dibangun pada tahun 760 Masehi. Pembangunan candi selesai pada tahun 825 Masehi.
Pembangunan candi dimulai pada masa pemerintahan Raja Wisnu dari Wangsa Sailendra dan selesai pada masa pemerintahan Raja Samaratungga. Meski begitu, tidak ada satupun catatan sejarah mengenai siapa yang membangun candi secara detail.
Bentuk Candi Borobudur
Bentuk Candi Borobudur merupakan punden berundak yang mengerucut ke atas dengan ukuran yang semakin mengecil. Sementara di empat penjuru mata angin terdapat 4 buah tangga. Untuk panjang bangunan sendiri mencapai 121,66 meter sementara lebarnya 212,38 meter.
Di dalam bangunan candi terdapat tiga tingkatan yang dikenal dengan kamadhatu, rupadhatu dan arupadhatu yang menjadi simbol tingkat kehidupan manusia. Mulai dari yang terikat nafsu duniawi, hingga meninggalkan urusan duniawi dan mencapai pencerahan seperti dalam ajaran agama Buddha.
Baca Juga : 4 Aktivitas Seru di Desa Bahasa Borobudur
Penemuan Candi Borobudur
Candi Borobudur sempat ditinggalkan dalam waktu yang sangat lama hingga tertimbun tanah dan debu vulkanik. Penemuan Candi Borobudur terjadi pada tahun 1814 dan tidak terlepas dari peran Sir Thomas Stamford Raffles yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Jenderal di Jawa.
Setelah penemuan Candi Borobudur, dilakukan upaya pembersihan area candi dengan membersihkan semak belukar dan pepohonan yang tumbuh di tempat tersebut. Pada tahun 1835 seluruh bagian dari Candi Borobudur sudah digali dan terlihat.
Pada tahun 1882, ahli artefak budaya menyarankan untuk pemugaran Candi Borobudur secara menyeluruh dengan memindahkan artefaknya ke dalam museum. Hal ini dikarenakan maraknya pencurian artefak yang terjadi pada masa itu.
Pada tahun 1900 pemerintah Hindia Belanda mengambil inisiatif untuk melestarikan keberadaan Candi Borobudur dengan mengerahkan tiga pejabat. Ketiganya merupakan ahli sejarawan seni, insinyur serta ahli konstruksi bangunan. Pemugaran candi berlangsung dari tahun 1907 – 1911.
Fakta Seputar Candi Borobudur
Candi Borobudur menyimpan 2.672 panel relief serta 504 buah patung Buddha sehingga menjadikannya sebagai candi Buddha terbesar dan terlengkap di dunia. Keberadaan kepala Buddha pada candi ini juga tidak lepas dari mitos harapan yang terwujud jika berhasil menyentuhnya.
Pada tahun 1896 ketika Raja Thailand berkunjung dan tertarik dengan keberadaan Candi Borobudur, pemerintah Hindia Belanda menghadiahkan beberapa bagian dari candi tersebut. Mulai dari arca Buddha, batu dengan relief, tangga dan gerbang, dua patung singa, hingga arca dwarapala.
Beberapa artefak yang dibawa oleh Raja Thailand tersebut bahkan masih bisa disaksikan hingga saat ini di Museum Nasional Bangkok.
Baca Juga : 5 Kegiatan Seru di Sekitar Homestay Borobudur
Kamadhatu
Konsep Mandala yang diterapkan dalam pembangunan Candi Borobudur merupakan simbol alam semesta dalam ajaran agama Buddha. Di dalamnya terdapat tiga tingkatan yang berada di bagian luar dan bagian pusatnya adalah alam Nirwana.
Tingkatan Candi Borobudur yang pertama adalah Kamadhatu yang merupakan alam kehidupan dunia yang sedang dialami oleh manusia saat ini. Tingkatan ini menjelaskan Karmawibhangga Sutra yang terdiri dari 160 relief dan menjelaskan tentang hukum sebab akibat.
Rupadhatu
Zona ini menggambarkan adanya alam peralihan ketika manusia sudah dibebaskan dari urusan duniawi. Di dalamnya terdapat 328 patung Buddha yang dilengkapi hiasan relief pada pahatannya. Berdasarkan manuskrip Sansekerta, pada zona ini terdapat 1.300 relief.
Relief tersebut membentang sejauh 2,5 km dan terdiri dari 1.212 panel yang berupa Gandhawyuha, Jataka, Lalitawistara, dan Awadana.
Arupadhatu
Tingkatan Candi Borobudur ini menggambarkan alam yang tertinggi yaitu rumah Tuhan. Di dalamnya terdapat 3 serambi dengan bentuk lingkaran yang mengarah ke bagian pusat atau stupa. Bagian ini juga menjadi simbol kebangkitan dunia.
Berbeda dari dua tingkatan sebelumnya, pada arupadhatu ini tidak terdapat ornamen maupun hiasan. Hal ini juga melambangkan adanya kemurnian tertinggi. Sementara untuk serambinya sendiri terdiri dari stupa yang berongga, lonceng terbalik, serta patung Buddha.
Baca Juga : 22 Spot Foto paling Epic di Svarga Bumi Borobudur
Secara keseluruhan ada 72 stupa dengan stupa terbesar berada di bagian tengah namun ketinggiannya tidak sesuai versi aslinya yang mencapai 42 meter dan berdiameter 9,9 meter. Pada bagian tengah terdapat stupa pusat yang justru kosong sehingga banyak menimbulkan perdebatan.
Tingkatan Candi Borobudur menjadi simbol perjalanan hidup manusia di dunia seperti yang diajarkan dalam agama Buddha. Selain mengunjungi Candi Borobudur yang bersejarah tersebut, Anda juga bisa menjelajahi destinasi wisata lainnya di sekitar candi dengan memanfaatkan VW Tour Borobudur.